CORONA VIRUS KILLS ME

Awalnya gue masih menganggap pandemi ini hanya ya pandemi aja. Tahan-tahanan daya tahan tubuh.

Ternyata, bukan hanya daya tahan tubuh yang harus dijaga, tapi juga otak dan pikiran.

Dan di akhir November ini, tubuh gue ga kuat lagi nahannya.

Akhir tahun ini gue seharusnya melaksanakan liburan gue. Segudang rencana udah gue buat, uang dalam jumlah ga sedikit gue gelontorkan untuk rencana gue itu. Nyatanya?

Gue sakit. Sakit gue memang GERD. Tapi tau asal GERD darimana? stres.

Gue stres panik ketika dua temen seruangan gue positif covid karena kecerobohan mereka gak menaati protokol dan arahan dari pemerintah. Gue stres dan panik saat gue harus berkata : gue batalin perjalanan gue ke teman-teman gue. Akhirnya, gue undur diri dari rencana perjalanan itu dan teman-teman gue yang lain tetap berangkat.

Dalam keadaan ini, dokter tetap menyarankan gue buat tetep di rumah mengingat kondisi gue yang memang tidak memungkinkan untuk bepergian plus status gue sebagai ODP.

Tapi bukan itu, I NEED SOMEONE OR SOMEBODY TO ASK ME HOW I FEEL ! Bukan, “gimana Nya, udah sehat?” bukan, bukan itu.

I NEED SOMEONE SYMPATHIZE ME. NO ONE. NO ONE.

NOT EVEN MY FRIENDS WHO TAKE THEIR HOLIDAY. NO ONE.

Dan itu yang bikin makin stres.

Bukan tentang asupan. Bukan tentang vitamin. Tapi tentang kondisi kejiwaan.

Mau keluar rumah takut, tapi gada 1 pun yang bisa support “Sehat ya Nya, you can do it.”

Pada akhirnya hanya gue yang bisa nenangin diri gue sendiri.

Diri gue yang paham sakitnya kalo lagi stres, GERD kambuh dan linunya semua badan ketika otak gue mulai ga sinkron sama situasi hati.

Cuma gue yang ternyata selama ini yang bisa meluk diri gue dan bilang , “Yo, bisa yo Nya.”

YES, CORONA VIRUS KILLS ME INSIDE.

Diterbitkan oleh Kanya Suryadewi

The one who still trying to create my own destiny without you, you and you.

Tinggalkan komentar